LampiranPma Nomor 165 Tahun | Nendah Munawaroh - ID:5cafa3e4d5e27. Abdi Madrasah (www.abdimadrasah.com) LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 165 TAHUN 2014 TENTANG

Date 33700 AM Ikhtisar Quran Surat at Taubah[9] ayat 117-119, kaitannya dengan kandungan Hadis Bukhari Nomor 4310Quran Surat at Taubah[9] ayat 117-119 di dalamnya memaparkan mengenai tema "ujian untuk selalu jujur". Riwayat yang berkaitan dengan Quran Surat at Taubah[9] ayat 117-119 diantaranya adalah Hadis Bukhari nomor 4310 dalam kitab Shahih Bukhari. Mengenai isi hadis yang terkait dengan Quran Surat at Taubah[9] ayat 117-119 ini, akan dielaborasi dipaparkan lebih detail pada kajian di bawah ini. Kajian Quran Surat at Taubah[9] ayat 117-119, kaitannya dengan kandungan Hadis Bukhari Nomor 4310Bismillahirrahmaanirrahiim...Alhamdulillah, pada kesempatan ini Asbabun Nuzul Quran bisa kembali berbagi Hadits/Hadis/Hadith macam-macam orang menyebutnya. Yaitu berbagi sebuah hadis yang memiliki kaitan dengan ayat-ayat al Quran Qur’an/al Qur’an, baik sebagai penjelasan, implementasi kandungan makna sebuah ayat, maupun sebagai Asbabun Nuzul sebuah ayat al Quran. Sebelumnya, kami telah berbagi Hadis Bukhari nomor 4308 yang matannya berkaitan dengan Quran Surat at Taubah[9] ayat 118. Bagi yang ingin menyegarkan kembali ingatan mengenai tulisan kami sebelumnya, bisa dikaji melalui link dengan judul Quran Surat at Taubah[9] ayat 118 Penjelasan .Pada tulisan ini, Asbabun Nuzul Quran akan kembali berbagi hadis yang memiliki kaitan dengan ayat-ayat al Quran. Mari kita kaji hadits di bawah ini!Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Bukair Telah menceritakan kepada kami Al Laits dari 'Uqail dari Ibnu Syihab dari 'Abdur Rahman bin 'Abdullah bin Ka'ab bin Malik dari 'Abdullah bin Ka'ab bin Malik -dia adalah penuntun Ka'ab bin Malik- dia berkata; Aku mendengar Ka'ab bin Malik bercerita mengenai ketertinggalannya dari perang Tabuk. Demi Allah, setahu saya tidak ada seorang muslim yang telah di uji Allah dalam kejujuran ucapannya, yang ia lebih baik dari pada apa yang telah diujikan Allah kepada saya sejak saya ceritakan hal ini kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, saya tidak pernah bermaksud untuk berdusta kepada Rasulullah hingga sekarang ini. Allah Azza wa Jalla berfirman kepada Rasulullah-Nya shallallahu 'alaihi wasallam "Sesungguhnya Allah telah menerima taubat Nabi, orang-orang Muhajirin, dan orang-orang Anshar… hingga ayat 'dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang jujur.' Qs. At-Taubah 9 117-119.Keterangan Hadits Bukhari Nomor 4310 terkait dengan Quran Surat at Taubah[9] ayat 118 Riwayat hadis tersebut berisi mengenai tema “ujian untuk selalu jujur”. Kutipan hadis di atas diambil kitab Shahih Bukhari dengan nomor 4310. Selain dari kitab Shahih Bukhari, hadis dengan sanad dan matan yang sama juga terdapat dalam kitab Fathul Bari nomor 4678. Menurut ijma ulama, hadis di atas termasuk dalam kategori hadis Shahih. Sehingga bisa dijadikan referensi yang baik untuk mengkaji makna sebuah ayat, maupun digunakan sebagai inspirasi dalam rangka mencari solusi atas sebuah permasalahan. hadis ini juga merupakan rujukan yang kuat untuk mendalami makna Quran Surat at Taubah[9] ayat 117-119, dilihat dari sisi metode tafsir bil Ma’tsur khususnya tafsir Quran bil Hadis. Walaupaun, tidak sedikit hadis yang didalamnya menjelaskan keterkaitan ayat dengan ayat lainnya, atau yang disebut dengan istilah tafsir bil Ma’tsur ayat bil ayat. Sehingga bisa dikatakan bahwa kajian seperti ini, menurut teori metodologi tafsir bil ma’tsur merupakan “pintu gerbang” utama untuk membuka “tabir” makna secara utuh sebuah ayat al dari sisi matannya isi/kandungan, hadis di atas termasuk hadis yang memiliki kaitan dengan ayat-ayat al Quran. Dalam hal ini, Hadis Bukhari nomor 4310 berisi mengenai riwayat yang menjelaskan kandungan makna sebuah ayat al Quran, dan atau sebagai riwayat yang memaparkan contoh penerapan kandungan makna ayat al Quran di zaman Rasulullah SAW. Dalam konteks hadis ini, yaitu terkait dengan Quran Surat at Taubah[9] ayat 117-119.
PalingSering Dicari. 1 Hadis+at+taubah+ayat+105 2 Surat almaidah ayat 48 3 Surat almaidah48 4 dalil+kitab+injil 5 dalil+kitab+zabur 6 Ad Dzariyat ayat 1 7 Injil 8 Surat at Taubah ayat 105 9 Al Isra ayat 26-27 10 hadist+al-hujurat+ayat+12 11 zabur 12 ali imran 13 Tafsir ibnu katsir qs almaidah ayat 48 14 dalil+kitab+Al quran 15 At taubah ayat 105 16 Nomor surat 17 sabar 18 Surat+al ikhlas 19
وَمَا كَانَ رَبُّكَ لِيُهۡلِكَ ٱلۡقُرَىٰ بِظُلۡمٖ وَأَهۡلُهَا مُصۡلِحُونَ Wa maa kaana Rabbuka liyuhlikal quraa bizulminw wa ahluhaa muslihoon English Translation Here you can read various translations of verse 117 And your Lord would not have destroyed the cities unjustly while their people were reformers. Yusuf AliNor would thy Lord be the One to destroy communities for a single wrong-doing, if its members were likely to mend. Abul Ala MaududiAnd your Lord is not such as would wrongfully destroy human habitations while their inhabitants are righteous. Muhsin KhanAnd your Lord would never destroy the towns wrongfully, while their people were right-doers. PickthallIn truth thy Lord destroyed not the townships tyrannously while their folk were doing right. Dr. GhaliAnd in no way would your Lord indeed cause towns to perish with injustice while their population are righteous-doers. Abdel HaleemYour Lord would not destroy any town without cause if its people were acting righteously. Muhammad Junagarhiآپ کا رب ایسا نہیں کہ کسی بستی کو ﻇلم سے ہلاک کر دے اور وہاں کے لوگ نیکو کار ہوں Quran 11 Verse 117 Explanation For those looking for commentary to help with the understanding of Surah Hud ayat 117, we’ve provided two Tafseer works below. The first is the tafseer of Abul Ala Maududi, the second is of Ibn Kathir. Ala-Maududi 11117 And your Lord is not such as would wrongfully destroy human habitations while their inhabitants are righteous.[115] 115. In this passage, the real cause of the fall of the communities mentioned in Surah Hud, Ayat 25-99 has been pointed out in a very instructive manner. In reviewing their history Allah declares that the cause of the downfall of not only these but of all the former communities was this When Allah bestowed His favors on them, they abused these favors and were so intoxicated with their own prosperity that they began to make mischief in the land. By and by, their collective conscience became so corrupt that no righteous persons were left among them to forbid evil and, if a few were left, their voice was so weak that they could not prevent them from causing mischief. As a result of this, evil became so strong and prevalent among them as to warrant the scourge of Allah. Otherwise Allah bears no enmity against His servants that He should destroy them without any just cause, while they were performing righteous works. This has been mentioned here for impressing the following three things. First, it is imperative that there should be some persons who should invite the people to virtue and forbid evil. For Allah approves virtue only and tolerates evil for its sake so long as there is any potential good left in them. But when a community has no righteous persons left in it and contains only wicked ones, or even if there be some such righteous persons in it as are so weak that nobody pays any heed to them, and the community as a whole rushes headlong towards moral degradation, then Allah’s scourge becomes its inevitable doom. Second, a community, which tolerates everything and everyone except those few who invite it to righteous deeds seals its own doom and invites its destruction. Third, it is clear from this passage that the destiny of a community is determined by the influence the righteous people can wield in it. If it contains such a number of good persons as may be able to eradicate evil and mischief and establish virtue and righteousness, a general scourge is withheld from it so as to afford an opportunity to them for carrying on their work of reform. On the other hand, if the number of the righteous persons in it remains too small to carry on the reform work, and the community does not tolerate them at all and does not allow them to perform their reform work, then that community incurs its own destruction, for thus it proves itself to be a worthless community which has no justification for its existence. For further explanation, See Surah Adh-Dhariyat, ayat 36 note 34. Ibn-Kathir The tafsir of Surah Hud verse 117 by Ibn Kathir is unavailable here. Please refer to Surah Hud ayat 116 which provides the complete commentary from verse 116 through 117. Quick navigation links
Ayat115: Dalam ayat sebelum ini disebut kita kena makan makanan yang halal dan baik. Sekarang disambung tentang pemakanan itu iaitu disebutkan apakah makanan yang haram dimakan. Ayat 117: Mereka yang reka hukum itu kadang-kadang berjaya dalam kehidupan mereka, mereka menjadi rujukan orang dalam hal agama dan mendapat imbuhan dari orang
Surat Al Isra merupakan surat urutan ke-17 di dalam Alquran. Surat ini masuk ke dalam kategori surat makiyyah karena diturunkan di Mekkah dan memiliki 111 Al Isra ini sendiri mengandung arti perjalanan malam. Oleh sebab itu, dalam surat ini dikisahkan tentang peristiwa perjalanan malam hari dan mikraj Rasulullah SAW. Selain itu, surat Al Isra juga membahas tentang kekuasaan Allah buku Tafsir Al-Quranul Majid An-Nur Jilid 2 oleh Prof. Dr. Teungku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, kekuasaan Allah SWT yang dibahas dalam surat ini ada pada ayat ke-17. Dalam ayat tersebut, Allah SWT pernah membinasakan kaum setelah Nabi Nuh karena telah mendustakan-Nya. Berikut ini bunyi bacaan surat Al Isra ayat 17وَكَمۡ اَهۡلَكۡنَا مِنَ الۡقُرُوۡنِ مِنۡۢ بَعۡدِ نُوۡحٍ‌ؕ وَكَفٰى بِرَبِّكَ بِذُنُوۡبِ عِبَادِهٖ خَبِيۡرًۢا بَصِيۡرًا‏Artinya “Dan berapa banyak kaum setelah Nuh, yang telah Kami binasakan. Dan cukuplah Tuhanmu Yang Maha Mengetahui, Maha Melihat dosa hamba-hamba-Nya.”Bagi yang belum tahu, berikut adalah asbabun nuzul surat Al Isra ayat Nuzul Surat Al Isra Ayat 17Merangkum buku Asbabun Nuzul Sebab-sebab Turunnya Ayat Al-Qur'an oleh Imam As-Suyuthi, asbabun nuzul surat Al Israt ayat 17 ini adalah karena umat-umat kafir terdahulu seperti kaum Aad melakukan kekufuran mereka serta berdusta terhadap Nabi Hud 'Aad merupakan kaum yang pertama kali menyembah berhala setelah bencana banjir yang turun pada zaman Nabi Nuh AS. Mereka menyembah berhala yang diberi nama Shamud, Shada, dan kekafiran kaum 'Aad semakin menjadi-jadi, Allah SWT mengutus seorang dari kalangan mereka sendiri untuk menjadi rasul-Nya dan mengajak mereka kembali ke jalan yang benar. Rasul yang diutus oleh Allah SWT adalah Nabi Hud AS. Nabi Hud AS mengajak kaum 'Aad untuk menyembah Allah dan taat kepada setiap perintah-Nya. Ia juga menjanjikan kebaikan-kebaikan yang akan diperoleh di dunia maupun di akhirat apabila mereka bukannya kembali ke jalan Allah SWT, kaum 'Aad justru mendustakan Nabi Hud AS. Dengan sombongnya, kaum 'Aad menantang Nabi Hud AS untuk bisa menunjukkan kekuatan Allah SWT. Para pemuka kaum 'Aad pun menganggap Nabi Hud AS sebagai orang yang berdusta. Mereka bahkan mengatakan beliau telah kekurangan akal atau kekufuran para pemuka kaum 'Aad, Allah SWT pun murka. Kemudian, Allah mengirimkan azab berupa badai besar yang menghempas dan membinasakan seluruh kaum 'Aad. Sikap kaum 'Aad yang mendustakan rasul Allah SWT dan berpaling dari rahmat-Nya merupakan bukti keingkaran yang nyata.
Makaturunlah ayat tersebut diatas (S. 2 : 178) yang menegaskan hukum qishash. * Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Sa'id bin Jubair. Category: Al Baqarah Tag: al baqarah ayat 170 174 177 178 , asbabun nuzul , asbabun nuzul baqarah ayat 170 174 177 178 , ayat quran , juz 1 , sejarah turunnya ayat , surah al baqarah , tafsir Al-Qur'an Surat Hud Ayat 117-119. وَمَا كَانَ رَبُّكَ لِيُهْلِكَ الْقُرَىٰ بِظُلْمٍ وَأَهْلُهَا مُصْلِحُونَ . وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ لَجَعَلَ النَّاسَ أُمَّةً وَاحِدَةً ۖ وَلَا يَزَالُونَ مُخْتَلِفِينَ . إِلَّا مَنْ رَحِمَ رَبُّكَ ۚ وَلِذَٰلِكَ خَلَقَهُمْ ۗ وَتَمَّتْ كَلِمَةُ رَبِّكَ لَأَمْلَأَنَّ جَهَنَّمَ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ "dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, sedang penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan. Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat. kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. dan untuk Itulah Allah menciptakan mereka. kalimat Tuhanmu keputusanNya telah ditetapkan Sesungguhnya aku akan memenuhi neraka Jahannam dengan jin dan manusia yang durhaka semuanya." QS. Hud 117-119 Memahami Isi Kandungan QS. Hud Ayat 117-119. Ayat ini menginformasikan bahwa kalau dalam suatu negeri masih ada orangorang baik, maka Allah Swt tidaklah akan membinakan negeri itu dengan aniaya, dengan tidak ada sebab. Adzab turun disebabkan perbuatan zalim manusia, maka berbuat baiklah untuk menghindarinya. Kezaliman terjadi bila seseorang mengambil hak orang lain,baik karena ia butuh atau karena ia jahat. Allah Swt Maha Kaya tidak membutuhkan sesuatu. Tidak ada sesuatu yang ada pada manusia atau alam raya yang dibutuhkan Allah, bahkan semua adalah milik-Nya, karena Allah-lah yang menganugerahkannya. Selain itu, perlu dipahami bahwa Allah Swt menciptakan manusia berbeda-beda dan tidak dijadikan bersatu merupakan sunnatullah. Perbedaan ini membawah hikmah yang besar bagi kehidupan manusia. Dengan adanya perbedaan pendapat/pemikiran dapat membuat peradaban manusia berkembang maju. Bisa dibayangkan kalau manusia itu dijadikan satu dalam; keinginannya, ilmunya, wataknya dan seterusnya, maka kehidupan manusia akan berjalan stagnan. Perselisihan adalah rahmat dan nikmat yang sempurna jika manusia pandai membawakannya. Sebab itu, hendaklah dipertinggi kecerdasan dan kesadaran beragama sehingga perselisihan dan perbedaan benar-benar menguntungkan bagi kehidupan manusia. Kalau Allah Swt berkehendak menjadikan semua manusia sama, tanpa perbedaan, maka Dia menciptakan manusia seperti binatang tidak dapat berkreasi dan melakukan pengembangan, baik terhadap dirinya apalagi lingkungannya. Tetapi itu tidak dikehendaki Allah Swt, karena Dia menugaskan manusia sebagai khalifah. Dengan adanya perbedaan itu, manusia dapat berlomba-lomba dalam kebajikan, dan dengan demikian akan terjadi kreatifitas dan peningkatan kualitas. Karena hanya dengan perbedaan dan perlombaan yang sehat, kedua hal itu akan tercapai. Antara lain untuk itulah manusia dianugerahi-Nya kebebesan bertindak, memilah dan memilih. Tetapi ada perbedaan yang tidak direstui Allah Swt. Ada perbedaan yang dikecam-Nya, yaitu perbedaan dalam hal prinsip-prinsip ajaran agama. Allah Swt menganugerahkan manusia akal pikiran, potensi baik dan buruk, dan dalam saat yang sama mengutus para nabi dan rasul, menurunkan kitab suci, untuk mengukuhkan fitrah kesucian yang melengkapi jiwa manusia, dengan harapan kiranya manusia tidak perlu berselisih. Tetapi ternyata sebagian manusia menggunakan potensi-potensinya itu untuk berselisih pula dalam prinsip-prinsip pokok agama. Baca Juga Kandungan Al-Qur’an Surat Al-An’am Ayat 70 Tentang Tanggung Jawab Manusia Terhadap Masyarakat Kandungan Al-Qur’an Surat Thaha Ayat 132 Tentang Tanggung Jawab Manusia Terhadap Keluarga Kandungan Al-Qur’an Surat At-Tahrim Ayat 6 Tentang Tanggung Jawab Manusia Terhadap Keluarga Mereka berselisih menurut kecenderungan, cara berpikir dan hawa nafsu masing-masing, serta bersikeras dengan pendapatnya. Kecuali, orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhan. Karena itu, Allah Swt memperingatkan siapa yang memilih selain ajaran-Nya maka dia terancam oleh siksa-Nya. Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang isi kandungan Al-Qur’an Surat Hud Ayat 117-119 tentang tanggung jawab manusia terhadap masyarakat. Sumber buku Tafsir Ilmu Tafsir Kementerian Agama Republik Indonesia, 2016. Kunjungilah selalu semoga bermanfaat. Aamiin.
Danuntuk itulah Allah menciptakan mereka. (Hud: 118-119) Bahwa manusia itu senantiasa berselisih pendapat dalam masalah agamanya hingga terbagi-bagi menjadi berbagai macam pendapat. kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. (Hud: 119) Maka barang siapa yang dirahmati oleh Tuhanmu, berarti dia tidak berselisih pendapat.

Asbabun Nuzul Surah Al-An'am From Wikipedia, the free encyclopedia Asbabun Nuzul Surat Al-An'am memuat sebab-sebab turunnya sebagian ayat-ayat pada surat Al-An'am.

XI Asbabun Nuzul (sebab-sebab turunnya ayat) Turunnya ayat Al-Qur'an dibagi menjadi dua macam : 1. Tanpa sebab khusus (ibtida'). 2. Dilatarbelakangi oleh suatu peristiwa atau adanya pertanyaan. Untuk mengetahui asbabun nuzul satu-satunya cara adalah melalui riwayat yang dinyatakan oleh para sahabat Nabi.
Alyazea Amanda Latin dan Terjemahan Surat Hud Ayat 119 إِلَّا مَن رَّحِمَ رَبُّكَ ۚ وَلِذَٰلِكَ خَلَقَهُمْ ۗ وَتَمَّتْ كَلِمَةُ رَبِّكَ لَأَمْلَأَنَّ جَهَنَّمَ مِنَ ٱلْجِنَّةِ وَٱلنَّاسِ أَجْمَعِينَ Illā mar raḥima rabbuk, wa liżālika khalaqahum, wa tammat kalimatu rabbika la`amla`anna jahannama minal-jinnati wan-nāsi ajma’īn Artinya Kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. Kalimat Tuhanmu keputusan-Nya telah ditetapkan sesungguhnya Aku akan memenuhi neraka Jahannam dengan jin dan manusia yang durhaka semuanya. Asbabun Nuzul Surat Hud Ayat 119 Belum ditemukan asbabun nuzul dari ayat ini Tafsir Kementrian Agama Republik Indonesia Surat Hud Ayat 119 Perselisihan itu terjadi kecuali di antara orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu, mereka tidak berselisih, tetap mengikuti petunjuk Allah dan memilih agama yang benar. Dan untuk itulah Allah menciptakan sebagian mereka sengsara dan sebagian lain bahagia. Kalimat Tuhanmu, yakni keputusan-Ku telah tetap, bahwa Aku pasti akan memenuhi neraka Jahanam dengan jin dan manusia semuanya yang durhaka. Perselisihan mereka tidak saja tentang agama yang dianut oleh masing-masing kaum seperti agama Yahudi, Nasrani, Majusi, Islam, atau syirik, tetapi juga penganut dari satu agama, kecuali orang-orang yang mendapat rahmat dari Allah dan diberi taufik serta hidayah. Mereka itu bersatu dan selalu mengusahakan persatuan agar manusia taat kepada peraturan dan ketentuan Allah, mengerjakan apa yang diperintahkan-Nya dan menjauhi apa yang dilarang-Nya. Demikian kehendak Allah mengenai keragaman manusia. Ada yang mendapat rahmat, taufik, dan hidayah dari Allah, mereka bersatu dan menggalang persatuan, dan mereka termasuk dalam golongan orang-orang yang bahagia yang akan menjadi penghuni surga. Ada pula yang tak putus-putusnya berselisih dan mereka termasuk dalam golongan orang-orang yang celaka yang menjadi penghuni neraka. Malik bin Anas pernah berkata, “Manusia itu diciptakan sebagian berada di surga dan sebagian yang lain berada di neraka sa’ir.” Oleh karena itu Allah mengakhiri ayat ini dengan satu ketegasan bahwa telah menjadi ketentuan- Nya akan memenuhi neraka Jahanam dengan jin dan manusia yang selalu berbuat jahat dan dosa di muka bumi ini. Sumber Tafsir Kementrian Agama Republik Indonesia Versi Online
SebabTurunnya surat Attahrim (Asbabun Nuzul) : ‫سدِيدًا‬ َ Benar 2.10 Surah Hud : 117-119 Kemudian, pada ayat 119, dijelaskan bahwa orang-orang yang tidak berselisih, merekalah yang mendapat rahmat, topik,dan hidayah Allh SWT. فَلَوْلَا كَانَ مِنَ الْقُرُونِ مِن قَبْلِكُمْ أُولُو بَقِيَّةٍ يَنْهَوْنَ عَنِ الْفَسَادِ فِي الْأَرْضِ إِلَّا قَلِيلًا مِّمَّنْ أَنجَيْنَا مِنْهُمْ ۗ وَاتَّبَعَ الَّذِينَ ظَلَمُوا مَا أُتْرِفُوا فِيهِ وَكَانُوا مُجْرِمِينَ Maka mengapa tidak ada mengapa tidak dari umat-umat dari bangsa-bangsa terdahulu sebelum kamu orang-orang yang mempunyai keutamaan orang-orang yang teguh dalam beragama dan memiliki keutamaan yang melarang daripada mengerjakan kerusakan di muka bumi makna yang dimaksud adalah meniadakan, artinya hal tersebut jelas tidak akan terjadi di kalangan mereka kecuali hanya sebagian kecil di antara orang-orang yang telah Kami selamatkan di antara mereka yang melakukan nahi mungkar sehingga selamatlah mereka. Huruf min di sini mengandung makna bayan atau penjelasan dan orang-orang yang lalim hanya mementingkan mereka tidak mau melakukan nahi mungkar dan selalu senang dengan perbuatan kerusakan kenikmatan yang mewah yang ada pada mereka mereka hanya bersenang-senang saja dan mereka adalah orang-orang yang berdosa. وَمَا كَانَ رَبُّكَ لِيُهْلِكَ الْقُرَىٰ بِظُلْمٍ وَأَهْلُهَا مُصْلِحُونَ Dan Rabbmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara lalim dengan sesuka-Nya terhadap negeri-negeri tersebut sedangkan penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan orang-orang yang beriman. وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ لَجَعَلَ النَّاسَ أُمَّةً وَاحِدَةً ۖ وَلَا يَزَالُونَ مُخْتَلِفِينَ Jikalau Rabbmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu pemeluk agama yang satu tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat dalam masalah agama. إِلَّا مَن رَّحِمَ رَبُّكَ ۚ وَلِذَٰلِكَ خَلَقَهُمْ ۗ وَتَمَّتْ كَلِمَةُ رَبِّكَ لَأَمْلَأَنَّ جَهَنَّمَ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ Kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Rabbmu artinya Allah telah menghendaki kebaikan bagi mereka sehingga mereka tidak berselisih pendapat tentangnya. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka sebagian di antara mereka ada yang suka berselisih dan sebagian yang lain ada yang diberi rahmat oleh-Nya sehingga mereka tidak berselisih mengenai agama. Kalimat Rabbmu telah diputuskan yaitu sesungguhnya Aku akan memenuhi Jahanam dengan jin dan manusia semuanya. وَكُلًّا نَّقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنبَاءِ الرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهِ فُؤَادَكَ ۚ وَجَاءَكَ فِي هَٰذِهِ الْحَقُّ وَمَوْعِظَةٌ وَذِكْرَىٰ لِلْمُؤْمِنِينَ Dan setiap lafal kullan ini dinashabkan dengan alamat naqsh sedangkan tanwinnya merupakan pergantian dari mudhaf ilaih, artinya semua kisah rasul-rasul yang diperlukan Kami ceritakan kepadamu, yaitu kisah-kisah para rasul lafal maa di sini menjadi badal daripada lafal kullan yang dengannya Kami teguhkan Kami tenangkanhatimu kalbumu dan dalam surah ini telah datang kepadamu kebenaran yang dimaksud adalah kisah-kisah para rasul ini atau ayat-ayat ini serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman orang-orang yang beriman disebutkan di sini secara khusus, mengingat hanya merekalah yang dapat memanfaatkan adanya kisah-kisah atau ayat-ayat ini untuk mempertebal keimanan mereka, berbeda dengan orang-orang kafir. Paragrafdi atas merupakan Surat Thaha Ayat 132 dengan text arab, latin dan artinya. Ditemukan variasi penjabaran dari kalangan mufassirun terkait kandungan surat Thaha ayat 132, antara lain sebagaimana tercantum: Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia. Dan perintahkanlah (wahai Nabi) keluargamu untuk shalat dan bersabarlah kamu

Alyazea Amanda Latin dan Terjemahan Surat Hud Ayat 117 وَمَا كَانَ رَبُّكَ لِيُهْلِكَ ٱلْقُرَىٰ بِظُلْمٍ وَأَهْلُهَا مُصْلِحُونَ Wa mā kāna rabbuka liyuhlikal-qurā biẓulmiw wa ahluhā muṣliḥụn Artinya Dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, sedang penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan. Asbabun Nuzul Surat Hud Ayat 117 Belum ditemukan asbabun nuzul dari ayat ini Tafsir Kementrian Agama Republik Indonesia Surat Hud Ayat 117 Dan sekali-kali Tuhanmu yang membimbing dan memberi petunjuk kepada hamba-Nya tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, yakni membinasakan secara total dan menyeluruh, selama penduduknya negeri itu adalah orang-orang yang selalu berbuat kebaikan, baik dalam beragama maupun dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. Pada ayat ini Allah swt menjelaskan bahwa Dia tidak akan membinasakan suatu negeri, jika penduduk negeri itu, masih berbuat kebaikan, tidak berbuat zalim seperti mengurangi timbangan sebagaimana halnya kaum Nabi Syuaib tidak melakukan perbuatan liwath homoseks, sodomi seperti halnya kaum Nabi Lut tidak patuh kepada pimpinannya yang kejam dan bengis, seperti halnya Firaun, dan kejahatan lain, karena yang demikian, adalah suatu kezaliman. Allah tidak akan menyuruh melakukan yang demikian itu. Firman Allah Dan Tuhanmu sama sekali tidak menzalimi hamba-hamba-Nya. QS. Fussilat/41 46 Dan firman-Nya Sesungguhnya Allah tidak menzalimi manusia sedikit pun. QS. Yunus/10 44 Sumber Tafsir Kementrian Agama Republik Indonesia Versi Online

AlQur'an dan Hadist. Bacaan teks latin surat an nisa 1-176 ayat perhatikan sebagai berikut. 1. yaa ayyuhaa alnnaasu ittaquu rabbakumu alladzii khalaqakum min nafsin waahidatin wakhalaqa minhaa zawjahaa wabatstsa minhumaa rijaalan katsiiran wanisaa-an waittaquu allaaha alladzii tasaa-aluuna bihi waal-arhaama inna allaaha kaana 'alaykum

Ini menjadi salah satu ayat Alquran yang mengingatkan pentingnya kejujuranSelalu memegang teguh kejujuran menjadi pokok utama dari surat At Taubah ayat 119. Sebab, orang beriman yang jujur bahkan dijanjikan untuk masuk surga oleh Allah itu, sebagaimana arti surat At Taubah yakni tobat, dalam surat ini banyak diulang kata tobat. Yakni terdapat pada ayat 3, ayat 5, ayat 11, ayat 27, ayat 74, ayat 104, ayat 112 dan keseluruhan, ayat 119 ini juga tergolong madaniyah, yakni turun setelah Rasulullah hijrah ke Madinah. Surat ini juga mengingatkan tentang pentingnya hidup Juga Wajib Tahu, Ini 10 Adab Buang Air dalam IslamBacaan Surat At Taubah Ayat 119 Beserta Asbabun NuzulnyaFoto Surat At Taubah Ayat 105 -1 Sumber ilustrasi surat At Taubah Sumber Orami Photo StockBerikut ini bacaan surat At Taubah ayat 119 dalam tulisan Arab, latin dan artinyaيَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَYaa ayyuhal ladziina aamanut taqullooha wa kuunuu ma’ash shoodiqiinArtinya “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.” QS At Taubah 119Asbabun nuzul atau sebab-sebab turunnya ayat ini berkaitan dengan dua ayat sebelumnya. Dari ayat 117-119, ada pembahasan tentang tobatnya Ka’ab bin Malik, Murarah bin Rabi’ dan Hilal bin tidak ikut Perang Tabuk. Ka’ab bin Malik sebenarnya telah mempersiapkan kendaraan perang dan perbekalan. Namun, ia malah beberapa hari dan pasukan muslim sudah jauh, Ka’ab tidak juga berangkat. Ia merasa sedih dan kesedihan itu semakin kuat ketika terdengar kabar Rasulullah dalam perjalanan pulang dari Perang sempat terpikir untuk berbohong. Namun begitu terdengar Rasulullah SAW telah dekat, hilang rencana itu. Diriya sadar, meksi berbohong tetap saja Allah SWT akan mengungkap Rasulullah SAW tiba di Masjid dan selesai salat dua rakaat, orang-orang munafik yang tidak ikut berperang segera mendatangi beliau. Mereka mengemukakan alasan dengan berdusta agar SAW pun tidak menghukum mereka. Namun, Ka’ab tidak mengemukakan alasan apa pun. Ia mengakui dirinya bersalah tidak berangkat. Kemudian Beliau menyatakan bahwa Ka’ab telah berkata jujur dan memintanya pergi hingga Allah SWT menurunkan itu pun turun berupa Iqab atau sanksi atas Ka’ab, Murarah dan Hilal yakni tidak diajak berkomunikasi oleh kaum muslimin selama 50 10 hari terakhir, istrinya pun dilarang komunikasi. Ka’ab merasa bumi menjadi sangat sempit. Ia seakan hidup sendiri tanpa teman dan hari ke-50, Allah SWT menurunkan Surat At Taubah ayat 117-119. Isinya, Allah SWT menerima tobat mereka dan menyerukan untuk tetap jujur serta membersamai orang-orang yang benar dan Juga Mengenal Muhasabah, Introspeksi Diri yang Dianjurkan dalam IslamTafsir Surat At Taubah Ayat 119Foto Keutamaan Syarifah Berdasarkan Alquran dan Hadis, Umat Muslim Wajib Tahu! Foto ilustrasi membaca Alquran bersama Sumber Orami Photo StockDirangkum dari berbagai sumber trafsir, inilah tafsir surat At Taubah ayat 1191. Perintah untuk BertakwaKetika menafsirkan ayat ini, Sayyid Qutb menuliskan dalam Tafsir Fi Zhilalil Qur’an menjelaskan mengenai asbabun nuzul dari ayat untuk menekankan arti kejujuran yang tampak dalam kisah tiga orang yang tak ikut perang, datanglah seruan bagi seluruh orang yang beriman untuk bertakwa kepada SWT memerintah orang-orang yang beriman untuk bertakwa karena taqwa itulah yang akan membawa keberuntungan, dan juga menjadi kunci untuk masuk surga. Rasulullah SAW bersabdaاِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَArtinya “Bertakwalah kepada Allah di mana saja engkau berada.” HR TirmidziSecara umum, takwa adalah menjalankan perintah-perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangan-Nya. Ini dilakukan saat sedang sendiri maupun saat bersama orang Pentingnya KejujuranBuya Hamka mengatakan, kejujuran kadang-kadang meminta pengorbanan dan penderitaan. Tetapi mereka yang bertahan pada kejujuran. Mereka tetap mengambil pihak dan memilih hidup bersama dalam daftar orang yang benar dan orang membiasakan kejujuran, akan ada banyak mendapat banyak kebaikan yang menghampiri, hingga dijanjikan untuk masuk surga jika benar-benar melakukannya dengan ikhlas. Rasulullah SAW bersabdaعَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ ، فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِيْ إِلَى الْبِرِّ ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِيْ إِلَى الْجَنَّةِArtinya “Hendaklah kalian selalu berlaku jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan mengantar ke surga.” HR Bukhari dan MuslimSelain itu, jujur adalah karakter dari orang yang beriman, karena mereka tidak mungkin memiliki sifat pembohong. Mereka selalu diliputi oleh kebaikan, yang menjauhkan dari Berada dengan Orang-Orang yang JujurMemiliki kejujuran juga harus dipelihara, salah satunya dengan berada di lingkungan orang-orang yang jujur. Karena, orang beriman dan bertakwa selalu memegang kebenaran dan karena itu, Sayyid Qutb dan Buya Hamka dalam tafsirnya menegaskan makna ini dengan diserukan untuk bertaqwa kepada Allah SWT dan selalu bersama orang-orang yang Juga Hukum Meniup Makanan dalam Islam, Wajib Tahu!Kandungan Surat At Taubah Ayat 119Foto Meredam amarah menurut pandangan Islam Foto ilustrasi sedang bertasbih Sumber Orami Photo StockDari penjelasan tafsir tersebut, terdapat kesimpulan kandungan dari isi kandungan Surat At Taubah ayat 119, yakniAllah SWT memerintahkan orang-orang yang beriman untuk bertakwa. Yakni selalu berusaha menjalankan perintah-Nya dan menjauhi segala SWT memerintahkan orang-orang yang beriman untuk jujur, baik dalam perkataan maupun adalah tanda keimanan dan bukti SWT memerintahkan orang-orang yang beriman bersama orang-orang yang ini juga mengisyaratkan pentingnya berjamaah, atau bersama dengan orang-orang yang berpegang pada kebenaran dan dengan mengetahui arti, tafsir, dan kandungan surat At Taubah ayat 119 ini dapat meneguhkan karakter kejujuran dan ketakwaan pada umat Islam. Sumber Copyright © 2023 Orami. All rights reserved.

IkhtisarQuran Surat at Taubah [9] ayat 117-119, kaitannya dengan kandungan Hadis Bukhari Nomor 4310. Quran Surat at Taubah [9] ayat 117-119 di dalamnya memaparkan mengenai tema "ujian untuk selalu jujur". Riwayat yang berkaitan dengan Quran Surat at Taubah [9] ayat 117-119 diantaranya adalah Hadis Bukhari nomor 4310 dalam kitab Shahih Bukhari.

1. Redaksi Ayat وَمَا كَانَ رَبُّكَ لِيُهْلِكَ الْقُرَى بِظُلْمٍ وَأَهْلُهَا مُصْلِحُونَ ١١٧ وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ لَجَعَلَ النَّاسَ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلا يَزَالُونَ مُخْتَلِفِينَ ١١٨ إِلا مَنْ رَحِمَ رَبُّكَ وَلِذَلِكَ خَلَقَهُمْ وَتَمَّتْ كَلِمَةُ رَبِّكَ لأمْلأنَّ جَهَنَّمَ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ ١١٩ 2. Arti dan Makna Mufrodat Kata مصلحون atau orang-orang yang berbuat kebaikan. Seseorang dituntut, paling tidak, menjadi shalih, yakni seseorang yang memelihara nilai-nilai sesuatu sehingga itu tetap bertahan sebagaimana adanya, dan yang demikian itu tetap berfungsi dengan baik dan bisa bermanfaat bagi orang lain. Kata لو sekiranya dalam firman-Nya sekiranya Allah menghendaki, menunjukkan bahwa hal tersebut tidak dikehendaki-Nya, karena kata tersebut tidak digunakan kecuali untuk mengandaikan sesuatu yang tidak mungkin terjadi atau mustahil. Kata أمة atau umat berarti semua kelompok, baik manusia maupun binatang yang dihimpun oleh sesuatu, seperti agama yang sama, waktu dan tempat yang sama, baik penghimpunannya secara terpaksa, maupun atas kehendak mereka sendiri. Kata رحم berarti hidayah, yakni merupakan tujuan penciptaan, dengan artian tujuan perantara menuju tujuan akhir yaitu kebahagiaan abadi. 3. Terjemah 117. dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara dzalim, sedang penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan. 118. Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat, 119. Kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu, dan untuk itulah Allah menciptakan mereka, kalimat Tuhanmu keputusan-Nya telah ditetapkan Sesungguhnya Aku akan memenuhi neraka Jahannam dengan jin dan manusia yang durhaka semuanya. 4. Analisa Kandungan dan Tafsir Ayat Menurut tafsir Kementrian Agama pada ayat 117 Allah SWT, menjelaskan bahwa, Dia tidak akan membinasakan suatu negeri jikalau penduduk negeri tersebut masih gemar berbuat kebajikan, tidak mengadakan kelaliman seperti tidak melakukan perbuatan liwat suka sesama jenis bagi kaum laki-laki seperti halnya kaum Nabi Luth tidak mengurangi timbangan sebagaimana halnya kaum Nabi Syuaib tidak patuh kepada pimpinannya yang kejam dan bengis seperti halnya Fir'aun, dan kejahatan lain, karena yang demikian itu adalah suatu kelaliman. Dan sungguh Allah SWT mustahil menyuruh melakukan yang demikian itu. Pada ayat 118 Allah SWT menjelaskan bahwa kalau Dia menghendaki, maka manusia menjadi umat yang satu dalam beragama sesuai dengan fitrah asal kejadiannya, tidak memiliki ikhtiar sehingga samalah mereka itu seperti semut dan lebah yang hidup bermasyarakat dan seperti malaikat yang hidup dalam kerohanian yang diciptakan hanya untuk patuh dan taat kepada Allah, berakidah yang benar, dan tidak pernah berbuat ingkar maupun khianat. Tetapi Allah SWT menjadikan manusia itu mempunyai usaha berbuat dengan ikhtiar tanpa adanya paksaan dan dijadikan berbeda-beda tentang kemampuan dan pengetahuannya. Demikian kehendak Allah SWT mengenai kejadian manusia. Ada yang mendapat rahmat, taufiq, dan hidayah dari Allah SWT, sehingga tetaplah mereka bersatu dan menggalang persatuan, maka mereka adalah termasuk golongan orang-orang yang gembira dan akan ditempatkan di surga. Ada pula yang tak putus-putusnya dan merakalah termasuk golongan orang-orang celaka yang akan menjadi penghuni neraka. Allah SWT juga mengakhiri ayat ini dengan satu ketegasan bahwa telah menjadi kehendak-Nya akan memenuhi neraka Jahannam dengan jin dan manusia yang selalu berbuat jahat dan dosa selama masih hidup di muka bumi ini. Demikian tafsir Kementrian Agama pada ayat ke 119. Baca juga Tafsir Surat An-Nisa' Ayat 36 Tentang Tanggung Jawab Manusia 5. Kandungan Hikmah Sebagai makhluk ciptaan Allah yang mewarisi nilai-nilai Ketuhanan berdasar keteladannya terhadap Rasulullah SAW, sangat tidak wajar jika manusia melakukan sifat munkar. Jika itu adalah pilihannya tentu Allah akan mendatangkan adzab kepadanya. Allah tidak menjadikan manusia sebagai umat yang satu, mengandung banyak hikmah bahwa Allah memberi keluasan dalam mengembangkan potensinya demi kemaslahatan umat. Atas Kasih dan Sayang Allah serta penghormatan yang tinggi terhadap manusia yang yang berbuat kebajikan, Allah akan membalasnya dengan menghindarkan suatu kaum dari kehancuran peradaban/tatanan yang telah dibangun.

AlBalad: 10-18) Di dalam surat ini dijelaskan bahwa golongan kanan itu adalah mereka yang melakukan beberapa aktivitas di bawah ini secara terpadu, yaitu: 1. Membebaskan manusia dari perbudakan. 2. Memberi makan pada hari kelaparan, kepada anak yatim yang ada hubungan kerabat, atau orang miskin yang sangat fakir. 3.
Tafsir Jalalayn Tafsir Quraish Shihab Diskusi Dan Rabbmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara lalim dengan sesuka-Nya terhadap negeri-negeri tersebut sedangkan penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan orang-orang yang beriman. Bukan merupakan suatu ketentuan dan keadilan Allah di alam ini, untuk menganiaya penduduk suatu negeri dengan membinasakan mereka, padahal mereka berpegang teguh pada kebenaran dan melaksanakan segala kebaikan secara konsisten serta mengerjakan segala yang membawa kemaslahatan bagi diri mereka dan orang lain. Anda harus untuk dapat menambahkan tafsir Admin Submit 2015-04-01 021331 Link sumber Dia tidak berbuat zalim kepada mereka. Oleh karena itu, Allah tidak akan membinasakan mereka kecuali apabila mereka berbuat zalim dan telah tegak hujjah kepada mereka. Maksud ayat ini bisa juga bahwa Allah tidak akan membinasakan neger-negeri karena kezaliman mereka yang dahulu apabila mereka telah rujuk dan memperbaiki amal mereka, karena Allah akan memaafkan mereka, dan menghapuskan kezaliman mereka yang telah lalu.
Danjanganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. 9. Bacaan Doa Ruqyah Surat Al A'raf 117-122. Asbabun Nuzul Surah Al Baqarah Ayat 118, 119, dan 120 وَقَالَ الَّذِيْنَ لَا يَعْلَمُوْنَ لَوْلَا يُكَلِّمُنَا اللّٰهُ اَوْ تَأْتِيْنَآ اٰيَةٌ ۗ كَذٰلِكَ قَالَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ مِّثْلَ قَوْلِهِمْ ۗ تَشَابَهَتْ قُلُوْبُهُمْ ۗ قَدْ بَيَّنَّا الْاٰيٰتِ لِقَوْمٍ يُّوْقِنُوْنَ﴿۱۱۸ Dan orang-orang yang tidak mengetahui berkata, “Mengapa Allah tidak berbicara dengan kita atau datang tanda-tanda kekuasaan-Nya kepada kita?” Demikian pula orang-orang yang sebelum mereka telah berkata seperti ucapan mereka itu. Hati mereka serupa. Sesungguhnya telah Kami jelaskan tanda-tanda kekuasaan Kami kepada orang-orang yang yakin. S. 2 118 Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa turunnya ayat ini S. 2 118 sehubungan dengan Rafi’ bin Khuzaimah. Ketika itu ia berkata kepada Rasulullah saw. ”Jika tuan seorang Rasulullah sebagaimana tuan katakan, mintalah kepada Allah agar Ia berbicara langsung kepada kami sehingga kami mendengar perkataan-Nya. Ayat ini S. 2 118 turun sebagai penjelasan bahwa kalau pun Allah mengabulkan permintaan mereka, mereka akan tetap kufur. *Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim dari Sa’id atau Ikrimah yang bersumber dari Ibnu Abbas. اِنَّآ اَرْسَلْنٰكَ بِالْحَقِّ بَشِيْرًا وَّنَذِيْرًاۙ وَّلَا تُسْـَٔلُ عَنْ اَصْحٰبِ الْجَحِيْمِ ﴿۱۱۹ Sungguh, Kami telah mengutusmu Muhammad dengan kebenaran, sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. Dan engkau tidak akan diminta pertanggungjawaban tentang penghuni-penghuni neraka. S. 2 19 Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Rasulullah saw. bersabda “Betapa inginnya aku tahu nasib ibu bapakku”. Maka turunlah ayat tersebut diatas S. 2 19. Rasulullah saw. tidak menyebut-nyebut lagi kedua ibu bapaknya hingga wafatnya. Ayat tersebut diatas menjelaskan bahwa Nabi bertugas sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. Diriwayatkan oleh Abdurrazzaq dari at-Tsauri, dari Musa bin Ubaidah, yang bersumber dari Muhammad Ibnu Ka’b al-Qarzhi. Hadist ini mursal. Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa Rasulullah saw. pada suatu hari berdo’a “Di mana kedua ibu bapakku kini berada?”. Maka turunlah ayat tersebut diatas S. 2 199. *Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari Ibnu Juraij yang bersumber dari Dawud bin Abi Ashim. Hadist inipun mursal. وَلَنْ تَرْضٰى عَنْكَ الْيَهُوْدُ وَلَا النَّصٰرٰى حَتّٰى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ ۗ قُلْ اِنَّ هُدَى اللّٰهِ هُوَ الْهُدٰى ۗ وَلَىِٕنِ اتَّبَعْتَ اَهْوَاۤءَهُمْ بَعْدَ الَّذِيْ جَاۤءَكَ مِنَ الْعِلْمِ ۙ مَا لَكَ مِنَ اللّٰهِ مِنْ وَّلِيٍّ وَّلَا نَصِيْرٍ﴿۱۲۰ orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan rela kepadamu Muhammad sebelum engkau mengikuti agama mereka. Katakanlah, “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk yang sebenarnya.” Dan jika engkau mengikuti keinginan mereka setelah ilmu kebenaran sampai kepadamu, tidak akan ada bagimu pelindung dan penolong dari Allah. S. 2 120 Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa kaum yahudi Madinah dan kaum nashara Najran mengharap agar Nabi saw. shalat menghadap qiblat mereka. Ketika Allah swt. membelokkan qiblat itu ke Ka’bah, mereka merasa berkeberatan. Mereka merasa berkomplot dan berusaha agar supaya Nabi saw. menyutujui qiblat sesuai dengan agama mereka. Maka turunlah ayat tersebut diatas S. 2 120, yang menegasakan bahwa orang-orang yahudi dan nashara tidak akan senang kepada Nabi Muhammad walaupun keinginannya dikabulkan. * Diriwayatkan oleh at-Tsa’labi yang bersumber dari Ibnu Abbas.
ሔпэслጂцቂро жДխ циքաзωле еТу рофΔуг саскава илի
Еςу сፅщыլухра ωզаςուчጃХ пէстМуնα еρ ձፁтризДէпс аξивυσሀպи
ኄ умиΚሺнташጠш ρէжիκЕպጀλογаξе цоղαլиη чኗሳеጊሧцо ሻлፊμяρեдаዉ ուδօди
Ինеβеፃ эсጪоσухኞφит ωጀοሾεղорեзО луԻշևձодр щ
AlManqib,karya Syahr-asyub, juz 2, hal. 263. Tafsir Al-Ayysyi, tentang surat ini. Surah Asy-Syuar` : 214. Ayat Indzr Dan berilah peringatan keluargamu yang terdekat Ketika ayat ini turun Rasulullah SAWW bersabda: Wahai Bani Abdul Muthalib, demi Allah aku tidak pernah menemukan sesuatu yang lebih baik di seluruh bangsa Arab dari apa yang kubawa Ayat 5, yaitu firman Allah ta’ala, “Ingatlah, sesungguhnya orang munafik itu memalingkan dada mereka untuk menyembunyikan diri daripadanya Muhammad . Ingatlah, di waktu mereka menyelimuti dirinya dengan kain, Allah mengetahui apa yang mereka sembunyikan dan apa yang mereka lahirkan, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala isi hati.” Huud 5 Sebab Turunnya Ayat Al-Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firman-Nya, “Ingatlah, sesungguhnya orang munafik itu memalingkan dada mereka untuk menyembunyikan diri daripadanya Muhammad…” katanya, “Dahulu ada sebagian orang yang malu membuang hajat karena kemaluannya akan terlihat langit dan malu menggauli istri karena kemaluannya akan terlihat langit, maka turunlah ayat ini tentang mereka.” 242 Ibnu Jarir dan lain-lain meriwayatkan dari Abdullah bin Syaddad, katanya, “Dahulu seseorang apabila berpapasan dengan Nabi saw., memiringkan tubuhnya dan menyelimutkan pakaiannya agar tidak terlihat beliau. Maka turunlah ayat ini.” 243 Ayat 8, yaitu firman Allah ta’ala, “Dan sesungguhnya jika Kami undurkan azab dari mereka sampai kepada suatu waktu yang ditentukan. niscaya mereka akan berkata “Apakah yang menghalanginya?” lngatlah, diwaktu azab itu datang kepada mereka tidaklah dapat dipalingkan dari mereka dan mereka diliputi oleh azab yang dahulunya mereka selalu memperolok-olokkannya.” Huud 8 Sebab Turunnya Ayat Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Qatadah bahwa ketika turun firman-Nya, “Telah semakin dekat kepada manusia perhitungan amal mereka,…” al-Anbiyaa 1, “beberapa orang mengatakan, “Kiamat sudah dekat karena itu hentikan perbuatan jahat kalian!” Maka mereka sedikit menjauhi kekejian mereka. Kemudian mereka kembali melakukan makar kejahatan. Maka Allah menurunkan firman-Nya, “Dan sesungguhnya jika Kami undurkan azab dari mereka sampai kepada suatu waktu yang ditentukan,…” Ibnu Jarir meriwayatkan hal serupa dari Ibnu Juraij. 244 Ayat 114, yaitu firman Allah ta’ala, “Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang pagi dan petang dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan dosa perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.” Huud 114 Sebab Turunnya Ayat Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud bahwa seorang laki-laki terlanjur mencium seorang wanita, lalu ia mendatangi Nabi saw. dan memberi tahu beliau. Maka Allah menurunkan firman-Nya, “Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang pagi dan petang dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan dosa perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.” Laki-laki itu pun berkata, “Apakah ayat ini untukku?” Beliau menjawab, “Untuk semua umatku.” 245 At-Tirmidzi dan lain-lain meriwayatkan dari Abul Yasr, katanya, “Seorang wanita datang kepadaku hendak membeli kurma. Aku berkata padanya, Di dalam rumah ada yang lebih bagus mulutnya.’ Maka ia masuk bersamaku, lalu aku mendekatinya dan menciumnya. Kemudian akau menghadap Rasulullah dan memberi tahu beliau. Beliau pun bersabda, Beginikah caramu memperlakukan keluarga seseorang yang sedang pergi berperang di jalan Allah?’ Lama beliau merenung hingga Allah menurunkan wahyu kepadanya, ”Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang pagi dan petang dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan dosa perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.”” 246 Hal senada diriwayatkan pula dari Abu Umaamah, Mu’adz bin Jabal, Ibnu Abbas, Buraidah, dan lain-lain. Saya sebutkan semua hadits mereka dalam Turjumaanul Qur’aan. 247 241. Ibnu Katsir 2/572 mengatakan bahwa ia surah Makkiyyah. Dalam hadits Sahl bin Sa’ad, ia mengatakan bahwa Rasulullah bersabda, “Kepalaku beruban gara-gara surah Hud dan saudara-saudaranya al-Waaqi’ah, al-Haaqqah, dan Idzasy Syamsu Kuwwirat.” Hadits ini hasan dengan hadits-hadits lain yang menguatkannya, diriwayatkan oleh at-Tirmidzi 3293 dalam at-Tafsiir. 242. Shahih. Al-Bukhari 4681 dalam at-Tafsiir, dan Ibnu Katsir 2/574. 243. Kata al-Qurthubi 4/349, “Ayat ini turun tentang al-Akhnas bin Syuraiq, seorang laki-laki yang pandai bicara. Ia mengatakan hal-hal yang menyenangkan kepada Rasulullah tapi hatinya menyembunyikan kejahatan. Ada yang mengatakan bahwa ayat ini turun tentang orang-orang munafik.” 244. Disebutkan oleh as-Suyuthi 3/349 dalam ad-Durrul Mantsuur. 245. Shahih, muttafaq alaih. Al-Bukhari 526 dalam Mawaaqiitush Shalaah dan Muslim 2763 dalam at-Taubah. 246. At-Tirmidzi 3115 dalam at-Tafsiir. Dan lihat Ibnu Katsir 4/606-607. 247. Lihat Fathul Baari 8/206-208, an-Nasa’i 268 dalam at-Tafsiir, dan Ahmad 1/245 dalam al-Musnad. Sumber Diadaptasi dari Jalaluddin As-Suyuthi, Lubaabun Nuquul fii Asbaabin Nuzuul, atau Sebab Turunnya Ayat Al-Qur’an, terj. Tim Abdul Hayyie Gema Insani, hlm. 312-314. Post Views 1,883
AnNahl 106). Ibnu Abu Hatim mengetengahkan pula sebuah hadis yang lain melalui Mujahid yang menceritakan, bahwa ayat di atas diturunkan berkenaan dengan sebagian penduduk Mekah yang telah beriman. Kemudian sebagian para sahabat menulis surah kepada mereka dari Madinah, yang isinya menganjurkan mereka untuk berhijrah.
Teks Bacaan Arab, Latin, Terjemah Bahasa Indonesia, Tafsir dan Mufradat / Arti Perkata Quran Surat Hud Ayat 117-119Tulisan arti perkata selanjutnya akan dibahas mengenai surat hud ayat 117-119, yang mana surat ini merupakan salahsatu surat yang diturunkan di Makkah yang memiliki jumlah ayat 123 ayat dengan urutan ke 11 pada daftar surat dalam Al-QuranPada surat hud ayat 117-119 ini mempunyai pelajaran atau isi kandungan mengenai tanggung jawab manusia terhadap keluarga dan masyarakatBaca Juga Surat Al-Hasyr Ayat 7 Teks Arab, Latin, Terjemah, Tafsir dan Arti PerkataBerikut ini Teks Arab, Latin, Terjemah Bahasa Indonesia, Tafsir Kemenag dan Mufradat / Arti Perkata Quran Surat Hud Ayat 117, 118 dan 119117وَمَا كَانَ رَبُّكَ لِيُهْلِكَ الْقُرٰى بِظُلْمٍ وَّاَهْلُهَا مُصْلِحُوْنَwa mā kāna rabbuka liyuhlikal-qurā biẓulmiw wa ahluhā muṣliḥụnDan Tuhanmu tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, selama penduduknya orang-orang yang berbuat شَاۤءَ رَبُّكَ لَجَعَلَ النَّاسَ اُمَّةً وَّاحِدَةً وَّلَا يَزَالُوْنَ مُخْتَلِفِيْنَۙwalau syā`a rabbuka laja’alan-nāsa ummataw wāḥidataw wa lā yazālụna mukhtalifīnDan jika Tuhanmu menghendaki, tentu Dia jadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat,119اِلَّا مَنْ رَّحِمَ رَبُّكَ ۗوَلِذٰلِكَ خَلَقَهُمْ ۗوَتَمَّتْ كَلِمَةُ رَبِّكَ لَاَمْلَـَٔنَّ جَهَنَّمَ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ اَجْمَعِيْنَillā mar raḥima rabbuk, wa liżālika khalaqahum, wa tammat kalimatu rabbika la`amla`anna jahannama minal-jinnati wan-nāsi ajma’īnkecuali orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. Kalimat keputusan Tuhanmu telah tetap, “Aku pasti akan memenuhi neraka Jahanam dengan jin dan manusia yang durhaka semuanya.”Arti Perkata Surat Hud Ayat 117-119Download Arti Perkata Lengkap OfflineAyat 117BacaanArtiوَمَا dan tidakكَانَ dan ia adalahرَبُّكَ tuhanmuلِيُهْلِكَ untuk dibinasakanالْقُرٰى negeriبِظُلْمٍ dengan aniayaوَّاَهْلُهَا dan penduduknyaمُصْلِحُوْنَorang-orang yang sungguh-sungguh berbuat baikDownload Arti Perkata Lengkap OfflineAyat 118BacaanArtiوَلَوْdan jikalauشَاۤءَmenghendakiرَبُّكَtuhanmuلَجَعَلَ tentu ia [lk] menjadikanالنَّاسَ manusiaاُمَّةً ummatوَّاحِدَةً ia[pr] yang satu/sekaliوَّلَا dan tidakيَزَالُوْنَsenantiasaمُخْتَلِفِيْنَۙorang-orang yang berselisihAyat 119BacaanArtiاِلَّا kecualiمَنْ orangرَّحِمَmerahmatiرَبُّكَ ۗtuhanmuوَلِذٰلِكَ dan untuk itulahخَلَقَهُمْia menciptakan merekaوَتَمَّتْ dan sempurnaكَلِمَةُ kalimat / ketentuanرَبِّكَ tuhanmuلَاَمْلَـَٔنَّ sungguh aku akan memenuhiجَهَنَّمَneraka jahanamمِنَdari/denganالْجِنَّةِ jin-jinوَالنَّاسِ dan manusiaاَجْمَعِيْنَmereka semuanyaDownload Arti Perkata Lengkap OfflineTafsir Surat Hud Ayat 117, 118 dan 119117Pada ayat ini Allah swt menjelaskan bahwa Dia tidak akan membinasakan suatu negeri, jika penduduk negeri itu, masih berbuat kebaikan, tidak berbuat zalim seperti mengurangi timbangan sebagaimana halnya kaum Nabi Syuaib tidak melakukan perbuatan liwath homoseks, sodomi seperti halnya kaum Nabi Lut tidak patuh kepada pimpinannya yang kejam dan bengis, seperti halnya Firaun, dan kejahatan lain, karena yang demikian, adalah suatu kezaliman. Allah tidak akan menyuruh melakukan yang demikian itu. Firman Allah Dan Tuhanmu sama sekali tidak menzalimi hamba-hamba-Nya. Fushshilat/41 46 Dan firman-Nya Sesungguhnya Allah tidak menzalimi manusia sedikit pun. Yunus/10 44118Ayat ini menjelaskan bahwa kalau Allah menghendaki, maka manusia menjadi umat yang satu dalam beragama sesuai dengan fitrah asal kejadiannya. Sekalipun pada mulanya manusia itu merupakan umat yang satu tidak terdapat perselisihan di antara mereka, tetapi setelah mereka berkembang biak, timbullah keperluan dan keinginan yang berbeda-beda maka timbul pulalah perbedaan dan perselisihan yang tak habis-habisnya, sebagaimana firman Allah Dan manusia itu dahulunya hanyalah satu umat, kemudian mereka berselisih. Yunus/10 19Close119Perselisihan mereka tidak saja tentang agama yang dianut oleh masing-masing kaum seperti agama Yahudi, Nasrani, Majusi, Islam, atau syirik, tetapi juga penganut dari satu agama, kecuali orang-orang yang mendapat rahmat dari Allah dan diberi taufik serta hidayah. Mereka itu bersatu dan selalu mengusahakan persatuan agar manusia taat kepada peraturan dan ketentuan Allah, mengerjakan apa yang diperintahkan-Nya dan menjauhi apa yang dilarang-Nya. Demikian kehendak Allah mengenai keragaman manusia. Ada yang mendapat rahmat, taufik, dan hidayah dari Allah, mereka bersatu dan menggalang persatuan, dan mereka termasuk dalam golongan orang-orang yang bahagia yang akan menjadi penghuni surga. Ada pula yang tak putus-putusnya berselisih dan mereka termasuk dalam golongan orang-orang yang celaka yang menjadi penghuni neraka. Malik bin Anas pernah berkata, “Manusia itu diciptakan sebagian berada di surga dan sebagian yang lain berada di neraka sair.” Oleh karena itu Allah mengakhiri ayat ini dengan satu ketegasan bahwa telah menjadi ketentuan-Nya akan memenuhi neraka Jahanam dengan jin dan manusia yang selalu berbuat jahat dan dosa di muka bumi ini.— Quran KemenagDengan artikel kali ini mengenai surat hud ayat 117, 118 dan 119 dengan teks arab, latin, terjemah, tafsir serta terjemah perkata / mufradat dalam bentuk Arab, Latin dan Terjemah Surat Hud Ayat 117, 118 dan 119Arti Perkata Surat Hud Ayat 117-119Tafsir Surat Hud Ayat 117, 118 dan 119 Latindan Terjemahan Surat Hud Ayat 112 فَٱسْتَقِمْ كَمَآ أُمِرْتَ وَمَن تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْا۟ ۚ إِنَّهُۥ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ Fastaqim kamā umirta wa man QsHud 56 5. Qs Al 'Ankabut 60 6. Qs. ayat yang isinya terka­dang seperti tidak terkait dengan rang­kaian doa sebelumnya padahal yang terkait adalah asbabun nuzul-nya. Hizib juga biasanya mengandung lebih banyak ismul a'zham (asma Allah yang agung) yaitu nama Allah seperti yang terkandung diantara "KAf dan NUN". An-Naas, dan

TafsirQS. Hud (11) : 117. Oleh Kementrian Agama RI. Pada ayat ini Allah ﷻ menjelaskan bahwa Dia tidak akan membinasakan suatu negeri, jika penduduk negeri itu, masih berbuat kebaikan, tidak berbuat zalim seperti mengurangi timbangan sebagaimana halnya kaum Nabi Syuaib `alaihis salam, tidak melakukan perbuatan liwath (homoseks, sodomi) seperti halnya kaum Nabi Luth `alaihis salam, tidak

Q Perhatikan pernyataan berikut ini! 1) Meniru semua perilaku tokoh sejarah dalam al-Quran. 2) Menyembah Allah sebagai satu-satunya Tuhan

INDEKSQURAN : SOSIAL EKONOMI (MUAMALAT) DAN AYAT DALAM Pembagian Juz al-Qur'an Juz Surat dan Ayat; FADILAH AL QURAN: Keutamaan Surat Al A'raaf, Tempat Pembagian 30 Juz Dalam Quran; NAsbabun Nuzul Surah Al Baqarah; INDEKS AL QURAN : QURAN DAN AYAT DALAM QURAN; Fasal Al-Baqoroh Turun di Madinah; Indeks Quran : ANAK ANAK DAN AYAT DALAM QURAN
cxC8pic.